Sunday, March 15, 2015

Misteri Wilayah Indonesia Jaman Dulu



Heeyy...berjumpa lagi dengan ane. Kali ini, ane akan membagikan artikel sejarah. Jadi, yang penggila sejarah harus baca yaa..Emang siih, isi artikel ini masih dalam tahap penelitian. Tapi kalau penelitian itu terbukti benar, maka Indonesia akan menjadi perhatian dunia (mungkin, berharap aja). 

Kebayang nggag kalo jaman dulu, kalo leluhur kita bisa menguasai bumi ini. Bahkan, Suku Maya dan Suku Inca yang disebut sebut sebagai suku yang memiliki teknologi modern di zamannya masing masing berasal dari leluhur Indonesia. Hal ini membuat Tim Arkeologi Turangga Seta bergerak untuk meneliti muisteri tersebut. Mereka sedang meneliti 2 candi di Jawa Tengah yang berada di kota kelahiran saya Karanganyar yakni Candi Ceto dan Candi Sukuh. Satu candi lain yang juga sedang diteliti berada di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi candi tersebut diduga
menyimpan rahasia besar tetang keperkasaan leluhur kita. Ok… langsung saja ke e-tkp.





Candi Cetho


Candi Cetho

Candi Cetho berada di lereng Gunung Lawu, berada di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada ketinggian 1400 di atas permukaan laut.


Dilihat dari bentuknya, Candi Cetho tidak sama seperti candi candi lainya yang ada di Indonesia. Tapi, justru mirip
bangunan pada peradaban Inca, Maya di Amerika.

Beberapa arkeolog di Indonesia mengatakan bahwa Candi Cetho dibuat pada jaman Majapahit, tepatnya pada jaman kerajaan Prabu Brawijata V. Jika demikian, banyak keganjilan yang patut dipertanyakan. Antara lain batu kali untuk pembuatan candi, padahal candi pada era Majapahit, candi dibuat dari batu bata merah.   

Kemudian dari relief Candi Cetho, tingkat presisi dan pahatannya masih sangat sederhana. Tidak seperti era Majapahit yang pahatannya detail menggambarkan figure figure patung dan relief. Hal ini mengindikasikan usia Candi Cetho lebih tua dari era Majapahit.

Demikian juga patung patung di Candi Cetho, banyak menunjukkan hal hal yang jauh lebih tua dari jaman Majapahit. Ada beberapa patung yang tidak menggambarkan orang Jawa yang ada pada masa itu, patung tersebut justru lebih mirip dengan sosok orang Sumeria. Padahal kebudayaan Sumeria dikatakan sebagai kebudayaan tertua di dunia.

Bagian kepala patung Candi Cetho


Dari sisi wajah dan potongan rambut tidak menunjukkan orang Jawa tetapi justru memiliki kesamaan dengan orang Sumeria, Viking, Romawi, atau Yunani. Namun dari sisi pembentukan mata sangat identik dengan patung Sumeria.


Patung di Candi Cetho













Dari  wajah  dan  cara  berpakaian  serta  perhiasan  yang  dikenakan  bukan  ciri  khas  Jawa melainkan ciri khas Sumeria, tetapi mengapa dipatungkan seperti orang yang takluk dan dengan wajah ketakutan?

Patung di Candi Cetho

Anting Anting Patung di Candi Cetho









Jam Tangan Patung di Candi Cetho
















Bila  diperhatikan  dari  sisi  perhiasan,  untuk  telinga  biasanya  orang  Jawa  menggunakan Sumping, sedangkan pada patung ini hanya menggunakan anting-anting. Pada lengan tangan biasanya menggunakan kelat bahu dan pada patung ini tidak, juga pergelangan tangan orang Jawa  biasanya  memakai  gelang  keroncong,  tetapi  pada  patung  ini  terlihat  menggunakan gelang yang sangat mirip dengan jam tangan, gelang sejenis ini merupakan gelang ciri khas dari daerah Sumeria.

Patung di Candi Cetho
 
Penutup Kepala Suku Sumeria





Suku Sumeria
Pada  gambar  di  samping,  merupakan  gambar dari orang Sumeria  yang  bisa  di  ambil  dari internet. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa bentuk perhiasan mirip seperti yang terlihat di patung yang ada di Candi Cetho.  

Kebiasaan di Sumeria, perhiasan berupa gelang menyerupai jam tangan yang hanya digunakan oleh mereka yang dari kalangan bangsawan dan ksatria.  







Jam Tangan Suku Sumeria

Suku Sumeria




Begitu juga dengan bentuk mahkota rambut dan jenggot yang  mirip,  dari  sisi  cara  berpakaian agak lain dengan yang di gambar ini.  Bentuk mata sangat mirip, karena digambarkan mata yang besar dan lebar.

Bila kita perhatikan lebih jauh, mengapa ada patung yang pada dasarnya sangat mirip dengan orang  Sumeria  yang  ada  di  Candi  Cetho.  Sedangkan  orang  Sumeria  yang  menggunakan pakaian seperti itu menurut literatur ada di jaman 3000 - 4000 tahun sebelum Masehi. Kalau mereka dikatakan manusia pertama yang mempunyai peradaban dan tata sosial yang sudah bagus, MENGAPA mereka menyembah dan kelihatan takluk di Candi Cetho ?.

Jadi apakah bangsa kita tidak ada peradaban pada waktu itu ataukah peradaban kita sudah lebih maju dari mereka ?

Selain kaitannya dengan orang Sumeria, pada relief di Candi Cetho tergambar sosok prajurit Jawa, di mana  gambar  tersebut  juga  terdapat  di  relief  yang  ada  di  Candi  Sukuh  dan  di Villahermosa, Mexico.


Relief Candi Cetho
Relief Candi Sukuh
Relief diVillahermosa, Meksiko






Sekali lagi kita perhatikan, patung yang patut diduga adalah sosok dari orang Sumeria yang berada di Candi Cetho dengan sebuah relief yang berada di Monte Alban, Qaxaca, Mexico yang menunjukkan sebuah kemiripan.


Relief di Monte Alban, Qxaca, Meksiko

Patung di Candi Cetho
Pada kedua gambar di atas, sama-sama tergambar sosok yang sedang dalam ketakutan, takluk dan menyembah atau menghormati. 



Adakah  hubungan  peradaban  bangsa  kita  dengan  peradaban  bangsa  Maya  Inca  di Amerika Latin dalam menghadapi bangsa Sumeria ?










Candi Sukuh


Candi Sukuh



Candi Sukuh sebuah candi dengan bangunan yang unik, karena terdapat kesamaan bentuk dengan bangunan-bangunan yang ada di Saqqara Mesir, Chichen Itza dan Tenochticlan di Mexico, serta Copan di Honduras.



Begitu juga beberapa patung yang terdapat pada Candi Sukuh yang letaknya tak jauh dari Candi Cetho yang sama-sama terletak di lereng Gunung Lawu dengan ketinggian 1186 m di atas permukaan laut, berada di Dusun Berjo, Desa Sukuh, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. 

Pada kawasan Candi Sukuh terdapat beberapa patung berbadan manusia tapi bersayap seperti burung, saying kepalanya telah hilang. 

Patung di Candi Sukuh

Namun pada bagian belakang kawasan Candi Sukuh masih dapat ditemukan beberapa patung sosok manusia bersayap yang masih utuh, dan ternyata kepalanya berbentuk hewan.


Kesamaan bentuk sosok manusia berkepala hewan ternyata terdapat pula kemiripannya pada patung yang berasal dari bangsa Maya, literasi kuno pada bangsa Yahudi, serta relief dan patung pada bangsa Sumeria, Babylonia dan Assyrian.





Patung bersayap di Candi Sukuh
Patung Suku Maya


















ilustrasi kuno "The Famous Bird-Head Haggadah"dari Bangsa Yahudi








Relief dari Sumeria, disebut Anunnaki
Anunnaki memakai jam tangan khas Sumeria




















Perhatikan juga kemiripan manusia berkepala hewan pada gambar-gambar di bawah ini :

Relief di Candi Sukuh

 
Patung dari peradaban Assyrian
Patung Pazuzu dari Babylon



 












Lempengan emas yang juga berasal dari peradaban Assyrian





Hubungan apakah di masa lalu antara leluhur bangsa kita dengan bangsa Maya, bangsa Sumeria, Babylonia, Assyrian dan spesies manusia berkepala hewan ?







Candi Penataran


Candi Penataran



Candi Penataran di terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, tepatnya di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Blitar, Jawa Timur; pada ketinggian 450 meter di atas permukaan air laut. Di areal candi ini terdapat banyak relief yang meyimpan misteri bagi yang jeli mencermatinya. Sangat banyak relief yang menunjukkan bangsa asing yang pernah kita kenal. Sosok-sosok tersebut selalu digambarkan sebagai sosok yang seolah-olah takluk kepada yang berkuasa di Candi Penataran.


Sayang sebagian relief sudah rusak, namun untungnya beberapa bagian masih dapat dikenali. Beberapa relief di Candi Penataran yang menunjukkan bangsa asing yang pernah kita kenal.

Beberapa relief di Candi Penataran yang menunjukkan bangsa asing yang pernah kita kenali:

Pada relief ini terlihat ada tiga orang di belakang orang yang sedang duduk, dan di depannya ada dua orang yang sedang menyembah. Kalau diperhatikan dengan jeli, orang yang paling kiri seperti orang yang berpakaian dari suku bangsa Han [China], lalu di depannya mirip orang yang tergambar di Angkor Vat [Bangsa Campa], dan di depannya lagi mirip orang dari Maya, Inca atau Copan yang berasal dari Amerika Latin. Sedangkan salah satu yang berjongkok di depan [paling kanan]  terlihat  orang  yang  bertutup  kepala  seperti  orang  Yahudi.  Dari  gambar  ini  bisa diperkirakan yang disembah adalah yang duduk dan tiga orang yang berdiri di belakang yang duduk adalah pengawalnya.



Relief di Candi Sukuh

Bangsa Han

relief ini mirip dengan
Bangsa Han (Cina).










Bangsa Camapa
Relief ini mirip dengan Bangsa Campa












Relief ini mirip Suku Maya
Suku Maya












Relief ini adalah leluhur Indonesia

Relief ini mirip Bangsa Yahudi
Bangsa Yahudi












Dari ke dua gambar di BAWAH, terlihat  ada  2  relief  yang  seperti menggunakan peci. Pakaian seperti ini bisa kita temui di daerah Turki, India sampai dengan Pakistan.

Relief Candi Penataran

Patung seorang Pangeran di Hittite, Turki
Patung dari Persia







 






Patung sosok orang dari
Babylonia (pink) dan Sumeria (coklat)
Relief Candi Penataran mirip orang
Timur Tengah (kiri)
















Relief Candi Penataran mirip Bangsa Afrika




Patung figur wanita Afrika













Pada relief di BAWAH terlihat ada tiga orang yang bukan berpakaian ala kerajaan kita, posisi mereka menyembah dan duduk di bawah, sepintas dari cara berpakaiannya mirip orang Mesir. Jadi siapakah mereka dan sedang apa di sana ?


Setelah dicermati dengan lebih jeli, relief tersebut diperkirakan adalah gambaran dari tiga orang wanita. Perkiraan tentang mereka adalah karena wanita dalam relief tersebut tidak berjanggut. Kalau dianggap wanita Jepang ataupun Korea ada ketidaksamaan yang terletak di model tutup rambut dan apabila dikatakan mirip sorban dari India, maka biasanya yang menggunakan adalah laki-laki yang selalu digambarkan berjenggot.   

Relief Candi Penataran

Patung dari Mesir diduga 3 wanita di relief Candi Penataran




Relief Candi Penataran
Pada gambar di samping terlihat relief seorang putri yang sedang disembah  atau  mungkin  sedang dilayani. Di latar belakang sosok putri tersebut terdapat raut wajah yang agak rusak namun dari tutup kepalanya  seperti  tutup  kepala orang Romawi.

Ada  yang  mengira  itu  adalah pohon  palem,  namun  tidak  ada pohon  palem  yang  bentuknya melengkung seperti itu. Juga bukan merupakan ornamen atau  hiasan  karena  tidak  ada ornamen pendukung yang dapat mendefinisikan itu apa.



Namun  bila  diperhatikan  seperti  seorang prajurit  Romawi  yang  sedang  mengawal seorang putri dengan rambutnya yang agak bergelombang yang merupakan ciri khas dari putri-putri di Romawi.
 


Beberapa model rambut Suku Romawi
 yand ditemukan
di Candi Penataran
 
Prahurit Romawi







Masalahnya, kenapa dalam sejarah nasional tidak ada penjelasan seberapa luas Negara kita dahulu ?















Pada relief-relief yang berada di tingkat dua bangunan Sitihinggil yang ada di Candi Penataran sangat jelas menunjukkan penaklukan suatu bangsa yang mirip dengan bangsa Indian.


Relief tingkat dua Candi Penataran

Berikut isi relief menurut Tim Turangga Seta:

Leluhur Nusantara berhasil mengambil alih salah satu kereta berkuda dan menahan arah lawan
Leluhur Nusantara berhasil menusuk Panglima Suku Indian di Amerika Latin

Penambahan Pasukan Suku Indian untuk menyenrang leluhur Nusantara

Nampak Suku Indian terburu buru dan berlari menuju medan perang

Pasukan Indian memiliki pasukan gajah, disinilah letak ukuran tahunnya
Sesaat telah berhasil menguasai, salah satu nenek moyang Indonesia dinobatkan jadi Adipati di sana

Di dalam relief penobatan, ada pohon kaktus.
 
Pohon Kaktus di reiief penobatan

Pohon Kaktus











 

 

Bangsa Indian digambarkan mempunyai sejenis pasukan gajah, dan  gajah  tersebut  seperti  gajah  sekarang  dan  serta  tidak menyerupai mammoth. 

Terlihat di relief bahwa daerah yang dikuasai adalah daerah yang ada  pohon  kaktusnya.  Padahal  kaktus  diketahui  berasal  dari benua Amerika. 

Dengan bukti relief gajah dan kaktus, maka dapat diperkirakan bahwa bangsa yang ditaklukkan leluhur kita adalah bangsa Maya dari Kerajaan Copan yang sekarang terletak di negara Honduras.


Relief Gajah di Candi Penataran
























Relief dan gambar Gajah di atas terdapat di daerah Copan - Honduras yang sejenis dengan yang digambarkan leluhur kita di Candi Penataran; menurut para ahli di Amerika, gajah sudah punah 6500 tahun yang lalu.



Pertanyaannya adalah : “ Apakah leluhur kita sudah punya peradaban di 6500 tahun yang lalu ? “



Relief Candi Penataran





Sosok prajurit dari Benua Amerika
di relief Candi Penataran


Prajurit Suku Maya dari Kerajaan Copan















Relief Candi Penataran
Topeng dan Patung khas Bali













Pada satu sisi di bagian bawah dari Sitihinggil di Candi Penataran terdapat relief raksasa [buto] yang kesamaannya ada pada patung-patung dan topeng Rangda di Bali.

Kesamaan bentuk dan wajah terdapat pula pada patung relief raksasa yang ditemukan di Mexico City, di mana disebutkan oleh para arkeolog bahwa sosok itu merupakan raja Aztec. 

 

Relief Candi Penataran
















 

Di pelataran Candi Penataran terdapat beberapa bentuk patung penjaga raksasa atau yang biasa disebut dengan Dwarapala, terdiri dari beberapa ukuran mulai dari yang sangat besar, sedang sampai yang kecil.

Di peradaban bangsa Maya juga terdapat patung penjaga raksasa, yang sangat menarik adalah posisi gada yang sama-sama di letakkan miring pada bahu, asesoris kepala dan busana yang nyaris sama, hanya pada patung kecil raksasa penjaga di Candi Penataran diwujudkan dengan ornamen yang lebih detil.

Patung Penjaga di Candi Penataran (Ujung Gada terpenggal
Patung kecil penjaga raksasa Suku Maya

















Pada relief di BAWAH kita juga dapat melihat ada sosok yang bertutup kepala tapi tidak menunjukkan berasal dari Indonesia.

Gambaran relief ini menyatakan bahwa manusia kera dan raksasa adalah ras lain yang waktu itu  ada,  tidak  seperti  di  teori  Darwin  yang  menceritakan  manusia  berasal  dari  kera, ini membuktikan bahwa di jaman itu manusia biasa, manusia kera dan raksasa memang ada dan hidup saling berdampingan
Relief Candi Penataran


Pada  relief  di  kanan  terlihat  gambar  wajah-wajah raksasa. Di sini digambarkan bahwa ras tersebut berbeda dengan ras manusia.

Ciri  mereka  adalah  gigi  bertaring  serta bermuka buas, sangat senang memangsa bangsa  manusia,  rambut  lebih  tebal  atau gimbal.

Dari sisi kebudayaan, mereka mirip dengan kebudayaan manusia di era tersebut.



Gambar  relief  di kiri  menunjukkan sosok manusia kera yang berdiri tegak.

Ciri-ciri  kera  terdapat  pada  ekornya  yang menjulang  ke  atas,  namun  tangan  dan telapak kakinya sudah mirip dengan manusia, mereka juga
menggunakan perhiasan yang  mirip dengan manusia di waktu itu. 


Sehingga dapat disimpulkan bahwa manusia kera yang berdiri tegak memang ada dan merupakan spesies yang berbeda dari manusia.

Kemungkinan besar bangsa mereka sudah punah  karena kalah  dominasi wilayah dengan bangsa manusia.



Pada jaman berdirinya Candi Penataran dapat disimpulkan bahwa telah ada tiga jenis spesies yang sudah mempunyai peradaban, yaitu : bangsa manusia, bangsa raksasa, dan bangsa manusia kera yang berdiri tegak.



Pada jaman berdirinya Candi Penataran dapat disimpulkan bahwa telah ada tiga jenis spesies yang sudah mempunyai peradaban, yaitu bangsa manusia, bangsa raksasa, dan bangsa manusia kera yang berdiri tegak.

Dalam tata cara kematian, manusia pada jaman dahulu kalau meninggal akan diperabukan, sehingga fosilnya tidak akan ditemukan. Cara perabuan berbeda-beda ritualnya di berbagai wilayah, dan saat ini ragam cara perabuan masih dapat kita temukan di banyak tempat di berbagai belahan Bumi.

Jadi dapat diperkirakan; fosil manusia kera yang berdiri tegak bukanlah bangsa manusia, begitu juga fosil seperti manusia yang bertaring dan bertubuh tinggi juga bukan merupakan ras yang menurunkan manusia di masa sekarang.



Pembuktian awal dari misteri yang ada di Candi Cetho, Candi Sukuh dan Candi Penataran ini sejalan dengan indikasi-indikasi yang dinyatakan oleh Profesor Arysio Nunes dos Santos dari Brazilia yang menyatakan bahwa Atlantis itu benar-benar ada, dan berada di Indonesia.



Profesor Arysio Nunes dos Santos, seorang geolog dan fisikawan nuklir menghabiskan waktu selama 30 tahun untuk membuktikan dari catatan Plato tentang keberadaan peradaban Atlantis, semua hasil penelitian mengarah ke Indonesia, sebagai anak bangsa hanya akan tinggal diamkah kita menyikapi hasil penelitian kelas dunia tersebut ? apalagi bukti-bukti secara empiris yang secara paralel mendukung hasil penelitian tersebut dapat dilihat langsung di Candi Cetho, Candi Sukuh dan Candi Penataran.

 

Yak...begitulah hasil penelitian yang dilakukan Tim Turangga Seta.  Mudah mudahan penelitiannya terbukti benar ya sobat. Sudah kagag sabar niih nunggu hasilnya.

Ok..sekian dulu dari ane. Maaf yaa..kalo ada tulisan yang menggangu atau tampilan gambar yang tidak rapi..soalnya ane newbie blogger..

 Salam Blogger.

 

 

Thanks to: Turangga Seta

 

 

Tim Arkeologi Turangga Seta





 

No comments:

Post a Comment