Heeyy...berjumpa lagi dengan ane. Kali ini, ane akan membagikan artikel sejarah. Jadi, yang penggila sejarah harus baca yaa..Emang siih, isi artikel ini masih dalam tahap penelitian. Tapi kalau penelitian itu terbukti benar, maka Indonesia akan menjadi perhatian dunia (mungkin, berharap aja).
Kebayang nggag kalo jaman dulu, kalo leluhur kita bisa menguasai bumi ini. Bahkan, Suku Maya dan Suku Inca yang disebut sebut sebagai suku yang memiliki teknologi modern di zamannya masing masing berasal dari leluhur Indonesia. Hal ini membuat Tim Arkeologi Turangga Seta bergerak untuk meneliti muisteri tersebut. Mereka sedang meneliti 2 candi di Jawa Tengah yang berada di kota kelahiran saya Karanganyar yakni Candi Ceto dan Candi Sukuh. Satu candi lain yang juga sedang diteliti berada di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi candi tersebut diduga
menyimpan rahasia besar tetang keperkasaan leluhur kita. Ok… langsung saja ke e-tkp.
Candi Cetho
 |
Candi Cetho |
Candi Cetho berada di lereng Gunung Lawu, berada di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada ketinggian 1400 di atas permukaan laut.
Dilihat dari bentuknya, Candi Cetho tidak sama seperti candi candi lainya yang ada di Indonesia. Tapi, justru mirip
bangunan pada peradaban Inca, Maya di Amerika.
Beberapa arkeolog di Indonesia mengatakan bahwa Candi Cetho dibuat pada jaman Majapahit, tepatnya pada jaman kerajaan Prabu Brawijata V. Jika demikian, banyak keganjilan yang patut dipertanyakan. Antara lain batu kali untuk pembuatan candi, padahal candi pada era Majapahit, candi dibuat dari batu bata merah.
Kemudian dari relief Candi Cetho, tingkat presisi dan pahatannya masih sangat sederhana. Tidak seperti era Majapahit yang pahatannya detail menggambarkan figure figure patung dan relief. Hal ini mengindikasikan usia Candi Cetho lebih tua dari era Majapahit.
Demikian juga patung patung di Candi Cetho, banyak menunjukkan hal hal yang jauh lebih tua dari jaman Majapahit. Ada beberapa patung yang tidak menggambarkan orang Jawa yang ada pada masa itu, patung tersebut justru lebih mirip dengan sosok orang Sumeria. Padahal kebudayaan Sumeria dikatakan sebagai kebudayaan tertua di dunia.
 |
Bagian kepala patung Candi Cetho |
Dari sisi wajah dan potongan rambut tidak menunjukkan orang Jawa tetapi justru memiliki kesamaan dengan orang Sumeria, Viking, Romawi, atau Yunani. Namun dari sisi pembentukan mata sangat identik dengan patung Sumeria.
 |
Patung di Candi Cetho |
Dari wajah dan cara berpakaian serta perhiasan yang dikenakan bukan ciri khas Jawa melainkan ciri khas Sumeria, tetapi mengapa dipatungkan seperti orang yang takluk dan dengan wajah ketakutan?
 |
Patung di Candi Cetho |
 |
Anting Anting Patung di Candi Cetho |
 |
Jam Tangan Patung di Candi Cetho |
Bila diperhatikan dari sisi perhiasan, untuk telinga biasanya orang Jawa menggunakan Sumping, sedangkan pada patung ini hanya menggunakan anting-anting. Pada lengan tangan biasanya menggunakan kelat bahu dan pada patung ini tidak, juga pergelangan tangan orang Jawa biasanya memakai gelang keroncong, tetapi pada patung ini terlihat menggunakan gelang yang sangat mirip dengan jam tangan, gelang sejenis ini merupakan gelang ciri khas dari daerah Sumeria.
 |
Patung di Candi Cetho |
 |
Penutup Kepala Suku Sumeria |
 |
Suku Sumeria |
Pada gambar di samping, merupakan gambar dari orang Sumeria yang bisa di ambil dari internet. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa bentuk perhiasan mirip seperti yang terlihat di patung yang ada di Candi Cetho.
Kebiasaan di Sumeria, perhiasan berupa gelang menyerupai jam tangan yang hanya digunakan oleh mereka yang dari kalangan bangsawan dan ksatria.
 |
Jam Tangan Suku Sumeria |
|
 |
Suku Sumeria |
Begitu juga dengan bentuk mahkota rambut dan jenggot yang mirip, dari sisi cara berpakaian agak lain dengan yang di gambar ini. Bentuk mata sangat mirip, karena digambarkan mata yang besar dan lebar.
Bila kita perhatikan lebih jauh, mengapa ada patung yang pada dasarnya sangat mirip dengan orang Sumeria yang ada di Candi Cetho. Sedangkan orang Sumeria yang menggunakan pakaian seperti itu menurut literatur ada di jaman 3000 - 4000 tahun sebelum Masehi. Kalau mereka dikatakan manusia pertama yang mempunyai peradaban dan tata sosial yang sudah bagus, MENGAPA mereka menyembah dan kelihatan takluk di Candi Cetho ?.
Jadi apakah bangsa kita tidak ada peradaban pada waktu itu ataukah peradaban kita sudah lebih maju dari mereka ?
Selain kaitannya dengan orang Sumeria, pada relief di Candi Cetho tergambar sosok prajurit Jawa, di mana gambar tersebut juga terdapat di relief yang ada di Candi Sukuh dan di Villahermosa, Mexico.
 |
Relief Candi Cetho |
 |
Relief Candi Sukuh |
 |
Relief diVillahermosa, Meksiko |
Sekali lagi kita perhatikan, patung yang patut diduga adalah sosok dari orang Sumeria yang berada di Candi Cetho dengan sebuah relief yang berada di Monte Alban, Qaxaca, Mexico yang menunjukkan sebuah kemiripan.
 |
Relief di Monte Alban, Qxaca, Meksiko
|
 |
Patung di Candi Cetho |
Pada kedua gambar di atas, sama-sama tergambar sosok yang sedang dalam ketakutan, takluk dan menyembah atau menghormati.
Adakah hubungan peradaban bangsa kita dengan peradaban bangsa Maya Inca di Amerika Latin dalam menghadapi bangsa Sumeria ?
Candi Sukuh
 |
Candi Sukuh |
Candi Sukuh sebuah candi dengan bangunan yang unik, karena terdapat kesamaan bentuk dengan bangunan-bangunan yang ada di Saqqara Mesir, Chichen Itza dan Tenochticlan di Mexico, serta Copan di Honduras.
Begitu juga beberapa patung yang terdapat pada Candi Sukuh yang letaknya tak jauh dari Candi Cetho yang sama-sama terletak di lereng Gunung Lawu dengan ketinggian 1186 m di atas permukaan laut, berada di Dusun Berjo, Desa Sukuh, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Pada kawasan Candi Sukuh terdapat beberapa patung berbadan manusia tapi bersayap seperti burung, saying kepalanya telah hilang.
 |
Patung di Candi Sukuh |
Namun pada bagian belakang kawasan Candi Sukuh masih dapat ditemukan beberapa patung sosok manusia bersayap yang masih utuh, dan ternyata kepalanya berbentuk hewan.
Kesamaan bentuk sosok manusia berkepala hewan ternyata terdapat pula kemiripannya pada patung yang berasal dari bangsa Maya, literasi kuno pada bangsa Yahudi, serta relief dan patung pada bangsa Sumeria, Babylonia dan Assyrian.
 |
Patung bersayap di Candi Sukuh |
 |
Patung Suku Maya |
 |
ilustrasi kuno "The Famous Bird-Head Haggadah"dari Bangsa Yahudi |
 |
Relief dari Sumeria, disebut Anunnaki |
 |
Anunnaki memakai jam tangan khas Sumeria |
Perhatikan juga kemiripan manusia berkepala hewan pada gambar-gambar di bawah ini :
 |
Relief di Candi Sukuh |
 |
Patung dari peradaban Assyrian |
 |
Patung Pazuzu dari Babylon |
 |
Lempengan emas yang juga berasal dari peradaban Assyrian |
Hubungan apakah di masa lalu antara leluhur bangsa kita dengan bangsa Maya, bangsa Sumeria, Babylonia, Assyrian dan spesies manusia berkepala hewan ?
Candi Penataran
 |
Candi Penataran |
Candi Penataran di terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, tepatnya di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Blitar, Jawa Timur; pada ketinggian 450 meter di atas permukaan air laut. Di areal candi ini terdapat banyak relief yang meyimpan misteri bagi yang jeli mencermatinya. Sangat banyak relief yang menunjukkan bangsa asing yang pernah kita kenal. Sosok-sosok tersebut selalu digambarkan sebagai sosok yang seolah-olah takluk kepada yang berkuasa di Candi Penataran.
Sayang sebagian relief sudah rusak, namun untungnya beberapa bagian masih dapat dikenali. Beberapa relief di Candi Penataran yang menunjukkan bangsa asing yang pernah kita kenal.
Beberapa relief di Candi Penataran yang menunjukkan bangsa asing yang pernah kita kenali:
Pada relief ini terlihat ada tiga orang di belakang orang yang sedang duduk, dan di depannya ada dua orang yang sedang menyembah. Kalau diperhatikan dengan jeli, orang yang paling kiri seperti orang yang berpakaian dari suku bangsa Han [China], lalu di depannya mirip orang yang tergambar di Angkor Vat [Bangsa Campa], dan di depannya lagi mirip orang dari Maya, Inca atau Copan yang berasal dari Amerika Latin. Sedangkan salah satu yang berjongkok di depan [paling kanan] terlihat orang yang bertutup kepala seperti orang Yahudi. Dari gambar ini bisa diperkirakan yang disembah adalah yang duduk dan tiga orang yang berdiri di belakang yang duduk adalah pengawalnya.
 |
Relief di Candi Sukuh |
 |
Bangsa Han |
relief ini mirip dengan
Bangsa Han (Cina).
 |
Bangsa Camapa |
 |
Relief ini mirip dengan Bangsa Campa |
 |
Relief ini mirip Suku Maya |
 |
Suku Maya |
 |
Relief ini adalah leluhur Indonesia |
 |
Relief ini mirip Bangsa Yahudi |
 |
Bangsa Yahudi |
Dari ke dua gambar di BAWAH, terlihat ada 2 relief yang seperti menggunakan peci. Pakaian seperti ini bisa kita temui di daerah Turki, India sampai dengan Pakistan.
 |
Relief Candi Penataran |
 |
Patung seorang Pangeran di Hittite, Turki |
 |
Patung dari Persia |
 |
Patung sosok orang dari
Babylonia (pink) dan Sumeria (coklat) |
 |
Relief Candi Penataran mirip orang
Timur Tengah (kiri) |
 |
Relief Candi Penataran mirip Bangsa Afrika |
 |
Patung figur wanita Afrika |
Pada relief di BAWAH terlihat ada tiga orang yang bukan berpakaian ala kerajaan kita, posisi mereka menyembah dan duduk di bawah, sepintas dari cara berpakaiannya mirip orang Mesir. Jadi siapakah mereka dan sedang apa di sana ?
Setelah dicermati dengan lebih jeli, relief tersebut diperkirakan adalah gambaran dari tiga orang wanita. Perkiraan tentang mereka adalah karena wanita dalam relief tersebut tidak berjanggut. Kalau dianggap wanita Jepang ataupun Korea ada ketidaksamaan yang terletak di model tutup rambut dan apabila dikatakan mirip sorban dari India, maka biasanya yang menggunakan adalah laki-laki yang selalu digambarkan berjenggot.
 |
Relief Candi Penataran |
 |
Patung dari Mesir diduga 3 wanita di relief Candi Penataran |
 |
Relief Candi Penataran |
Pada gambar di samping terlihat relief seorang putri yang sedang disembah atau mungkin sedang dilayani. Di latar belakang sosok putri tersebut terdapat raut wajah yang agak rusak namun dari tutup kepalanya seperti tutup kepala orang Romawi.
Ada yang mengira itu adalah pohon palem, namun tidak ada pohon palem yang bentuknya melengkung seperti itu. Juga bukan merupakan ornamen atau hiasan karena tidak ada ornamen pendukung yang dapat mendefinisikan itu apa.
Namun bila diperhatikan seperti seorang prajurit Romawi yang sedang mengawal seorang putri dengan rambutnya yang agak bergelombang yang merupakan ciri khas dari putri-putri di Romawi.
 |
Beberapa model rambut Suku Romawi
yand ditemukan
di Candi Penataran |
 |
Prahurit Romawi |
|
|
|
Masalahnya, kenapa dalam sejarah nasional tidak ada penjelasan seberapa luas Negara kita dahulu ?
|
|
|
|
|
|
|
 |
Sesaat telah berhasil menguasai, salah satu nenek moyang Indonesia dinobatkan jadi Adipati di sana |
Di dalam relief penobatan, ada pohon kaktus.
 |
Pohon Kaktus di reiief penobatan |
 |
Pohon Kaktus |
Bangsa Indian digambarkan mempunyai sejenis pasukan gajah, dan gajah tersebut seperti gajah sekarang dan serta tidak menyerupai mammoth.
Terlihat di relief bahwa daerah yang dikuasai adalah daerah yang ada pohon kaktusnya. Padahal kaktus diketahui berasal dari benua Amerika.
Dengan bukti relief gajah dan kaktus, maka dapat diperkirakan bahwa bangsa yang ditaklukkan leluhur kita adalah bangsa Maya dari Kerajaan Copan yang sekarang terletak di negara Honduras.
 |
Relief Gajah di Candi Penataran |

Relief dan gambar Gajah di atas terdapat di daerah Copan - Honduras yang sejenis dengan yang digambarkan leluhur kita di Candi Penataran; menurut para ahli di Amerika, gajah sudah punah 6500 tahun yang lalu.
Pertanyaannya adalah : “ Apakah leluhur kita sudah punya peradaban di 6500 tahun yang lalu ? “
 |
Relief Candi Penataran |
 |
Sosok prajurit dari Benua Amerika
di relief Candi Penataran |
 |
Prajurit Suku Maya dari Kerajaan Copan |
|
 |
Relief Candi Penataran |
 |
Topeng dan Patung khas Bali |
Pada satu sisi di bagian bawah dari Sitihinggil di Candi Penataran terdapat relief raksasa [buto] yang kesamaannya ada pada patung-patung dan topeng Rangda di Bali.
Kesamaan bentuk dan wajah terdapat pula pada patung relief raksasa yang ditemukan di Mexico City, di mana disebutkan oleh para arkeolog bahwa sosok itu merupakan raja Aztec.
 |
Relief Candi Penataran |
Di pelataran Candi Penataran terdapat beberapa bentuk patung penjaga raksasa atau yang biasa disebut dengan Dwarapala, terdiri dari beberapa ukuran mulai dari yang sangat besar, sedang sampai yang kecil.
Di peradaban bangsa Maya juga terdapat patung penjaga raksasa, yang sangat menarik adalah posisi gada yang sama-sama di letakkan miring pada bahu, asesoris kepala dan busana yang nyaris sama, hanya pada patung kecil raksasa penjaga di Candi Penataran diwujudkan dengan ornamen yang lebih detil.
 |
Patung Penjaga di Candi Penataran (Ujung Gada terpenggal |
 |
Patung kecil penjaga raksasa Suku Maya |
Pada relief di BAWAH kita juga dapat melihat ada sosok yang bertutup kepala tapi tidak menunjukkan berasal dari Indonesia.
Gambaran relief ini menyatakan bahwa manusia kera dan raksasa adalah ras lain yang waktu itu ada, tidak seperti di teori Darwin yang menceritakan manusia berasal dari kera, ini membuktikan bahwa di jaman itu manusia biasa, manusia kera dan raksasa memang ada dan hidup saling berdampingan
 |
Relief Candi Penataran |
Pada relief di kanan terlihat gambar wajah-wajah raksasa. Di sini digambarkan bahwa ras tersebut berbeda dengan ras manusia.
Ciri mereka adalah gigi bertaring serta bermuka buas, sangat senang memangsa bangsa manusia, rambut lebih tebal atau gimbal.
Dari sisi kebudayaan, mereka mirip dengan kebudayaan manusia di era tersebut.
 Gambar relief di kiri menunjukkan sosok manusia kera yang berdiri tegak.
Ciri-ciri kera terdapat pada ekornya yang menjulang ke atas, namun tangan dan telapak kakinya sudah mirip dengan manusia, mereka juga
menggunakan perhiasan yang mirip dengan manusia di waktu itu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa manusia kera yang berdiri tegak memang ada dan merupakan spesies yang berbeda dari manusia.
Kemungkinan besar bangsa mereka sudah punah karena kalah dominasi wilayah dengan bangsa manusia.
Pada jaman berdirinya Candi Penataran dapat disimpulkan bahwa telah ada tiga jenis spesies yang sudah mempunyai peradaban, yaitu : bangsa manusia, bangsa raksasa, dan bangsa manusia kera yang berdiri tegak.
Pada jaman berdirinya Candi Penataran dapat disimpulkan bahwa telah ada tiga jenis spesies yang sudah mempunyai peradaban, yaitu bangsa manusia, bangsa raksasa, dan bangsa manusia kera yang berdiri tegak.
Dalam tata cara kematian, manusia pada jaman dahulu kalau meninggal akan diperabukan, sehingga fosilnya tidak akan ditemukan. Cara perabuan berbeda-beda ritualnya di berbagai wilayah, dan saat ini ragam cara perabuan masih dapat kita temukan di banyak tempat di berbagai belahan Bumi.
Jadi dapat diperkirakan; fosil manusia kera yang berdiri tegak bukanlah bangsa manusia, begitu juga fosil seperti manusia yang bertaring dan bertubuh tinggi juga bukan merupakan ras yang menurunkan manusia di masa sekarang.
Pembuktian awal dari misteri yang ada di Candi Cetho, Candi Sukuh dan Candi Penataran ini sejalan dengan indikasi-indikasi yang dinyatakan oleh Profesor Arysio Nunes dos Santos dari Brazilia yang menyatakan bahwa Atlantis itu benar-benar ada, dan berada di Indonesia.
Profesor Arysio Nunes dos Santos, seorang geolog dan fisikawan nuklir menghabiskan waktu selama 30 tahun untuk membuktikan dari catatan Plato tentang keberadaan peradaban Atlantis, semua hasil penelitian mengarah ke Indonesia, sebagai anak bangsa hanya akan tinggal diamkah kita menyikapi hasil penelitian kelas dunia tersebut ? apalagi bukti-bukti secara empiris yang secara paralel mendukung hasil penelitian tersebut dapat dilihat langsung di Candi Cetho, Candi Sukuh dan Candi Penataran.
Yak...begitulah hasil penelitian yang dilakukan Tim Turangga Seta. Mudah mudahan penelitiannya terbukti benar ya sobat. Sudah kagag sabar niih nunggu hasilnya.
Ok..sekian dulu dari ane. Maaf yaa..kalo ada tulisan yang menggangu atau tampilan gambar yang tidak rapi..soalnya ane newbie blogger..
Salam Blogger.
Thanks to: Turangga Seta
 |
Tim Arkeologi Turangga Seta |
|
No comments:
Post a Comment